Yohanes 16 : 32 “Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.”
Suratnya sangat singkat, tetapi berbicara begitu banyak kepada saya. “Saya adalah seorang cacat yang duduk di atas kursi roda,” demikian tulis wanita itu. “Saya sangat kesepian meskipun saya tahu bahwa saya tidak sendirian. Allah selalu menemani saya. Saya tidak memiliki banyak teman untuk diajak bicara.”
Kesepian telah dianggap sebagai kata yang paling menyedihkan dalam bahasa kita. Kesepian tidak memandang usia, ras, status ekonomi, atau kepandaian. Albert Einstein berkata, “Rasanya aneh menjadi orang yang sangat terkenal, tetapi sangat kesepian.”
Allah menciptakan kita untuk menikmati keintiman dan persahabatan dengan orang lain. Bahkan sebelum dosa memasuki dunia, Dia menyatakan bahwa tidak baik jika manusia hidup sendiri (#/TB Kej 2:18*). Itulah sebabnya banyak orang sering merasakan batinnya begitu kosong.
Yesus juga pernah merasa kesepian. Dia pasti merasakannya ketika para murid meninggalkan-Nya (#/TB Mr 14:50*). Namun, kehadiran Bapa jauh lebih dari cukup untuk mengobati rasa kesepian-Nya. Dia berkata, “Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku” (#/TB Yoh 16:32*). Keintiman dengan Tuhan dapat dirasakan oleh semua orang yang menaruh kepercayaan kepada Tuhan dan firman-Nya (#/TB Yoh 14:16-23*).
Kita dapat mengurangi perasaan kesepian dengan cara berhubungan dengan orang lain. Namun, ada yang jauh lebih penting. Kita harus senantiasa berhubungan dengan Tuhan. Dia selalu menyertai kita, dan Dia ingin agar kita bersekutu dengan-Nya sepanjang hari — Dennis De Haan
MEREKA YANG MENGENAL YESUS TIDAK PERNAH KESEPIAN